
, Jakarta - Untuk beberapa orang, melakukan ibadah haji pada usia muda memberikan pengalaman khusus serta kenangan abadi. Begitulah perasaan yang dialami oleh Levina Istiazah, calon jamaah haji. haji Berumur 18 tahun, ia mendapat perhatian karena usianya yang sangat muda. Vina mengambil alih posisi sang ibu yang meninggal dunia pada tahun 2021. Levina berhasil menjadi jemaah haji dengan usia terkecil dari Jawa Tengah.
"Saya mampu pergi ke sana berkat dukungan ibuku, padahal semestinya dia lah yang ada di posisiku saat ini," ungkap Vina, julukannya, seperti dilansir dari rilisan resmi pada hari Senin, 19 Mei 2025.
Anak keduadari ketigabersaudara tersebut menyebut bahwaorang tuaandapatturunanhajipada tahun 2012danakanberangkatpada 2025. Mereka harusmenunggumasa sebanyak 13 tahuntelahditerimatukarditulisketikaawalmendaftritasuhalhaji.
"Sejak ibu meninggal dunia, saya tidak memiliki pemikiran langsung untuk mengambil alih peran ibu. Oleh karena itu, saya pun menjalani periode menunggu selama kira-kira empat tahun sebelum memulai," jelasnya.
Walaupun ia berangkat menggantikan sang ibu, Vina tetap merasa bersyukur dipertemukan dengan rezeki haji pada umur yang masih belia. "Syukron Alhamdulillah sudah diberi peluang untuk menyaksikan Rumah Allah secara langsung dan mendekati arah kiblat yang selalu kami tuju saat shalat," katanya.
Vina menjadi bagian dari kloter 15 Embarkasi Solo (SOC 15). Pada tanggal 5 Mei 2025 pukul 12 tengah hari waktu Indonesia Barat, dia terbang menuju Tanah Suci. Bersama dengan ayahnya, ia harus menunggu selama 24 jam di asrama haji yang ada di Donohudan, Boyolali, sebelum mereka melanjutkan perjalanan untuk menjalankan salah satu rukun Islam yaitu ibadah haji.
Seorang mahasiswa tingkat dua di Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Arab (STIBA) Pesantren Ar-Rayah, yang berlokasi di Sukabumi, Jawa Barat, menyampaikan bahwa dia perlu mengambilcuti studi selama setengah tahun untuk dapat memenuhi semua tahapan persiapan ibadah haji.
"Sekarang ini, saya didaftarkan sebagai mahasantri spesialisasi di STIBA Ar-Rayah, sebuah perguruan tinggi berbasis pondok pesantren yang ada di Sukabumi, Jawa Barat. Namun, karena ingin melaksanakan ibadah haji, maka saya mengambil cuti dahulu," jelas wanita yang lahir pada tahun 2006 tersebut.
Sebelum memasuki masa perkuliahan, Vina adalah seorang alumni dari Pesantren Daarul Atqiyaa di Kertayasa, Kecamatan Kramat, Kabupaten Tegal. Di tempat tinggal peningkatan ilmu tersebut, dia sukses menghapalkan Al-Quran sampai surah ke-15. Dikenal sebagai sosok yang ramah dan penuh semangat, Vina juga terkenal karena ketekunannya dalam berpartisipasi serta kesukaannya pada tantangan baru.
"Terkadang aku senang membaca sejarah Islam, terkadang pula kuberikan sentuhan kreatif pada hal-hal baru seperti masak-masakan begitu. Aku cukup netral dengan hobiku," ucap Vina sambil tersenyum.
Untuk Vina, ibadah haji tidak semata-mata sebuah perjalanan biasa. Ini adalah suatu petualangan rohani bagi dia. Baginya, haji mewakili ajakan langsung dari Tuhan. Itu seperti undangan terpilih yang diberikan oleh Allah agar dapat lebih dekat dengan-Nya.
"Setiap Muslim yang menjawab seruan ini menyadari bahwa hal itu bukan sekadar rutinitas. Melainkan juga cara Tuhan menginginkan agar mereka meningkatkan diri, meregenerasi keyakinannya, serta mengeraskan pemahaman tentang arti hidup," katanya dengan perasaan terharu.
Vina yakin bahwa undangan untuk menunaikan ibadah haji tidak hanya tergantung pada persiapan fisik atau aspek keuangan. "Apabila belum ditakdirkan oleh Allah, berapa pun upayanya, seseorang tidak akan bisa mencapai Baitulmuqaddis. Namun jika telah diberikan kesempatan oleh Tuhan, pastilah jalannya tersedia," katanya.
Ketika diminta berbicara mengenai pesan untuk kalangan pemuda, Vina mengekspresikan keinginannya yang kuat. Dia memotivasi kaum muda agar cepat mendaftarkan diri guna melakukan ibadah haji lantaran durasi penantiannya bisa mencapai beberapa dekade.
"Segera daftarkan diri Anda untuk berhaji. Antrian bisa memakan waktu bertahun-tahun. Saat masih muda, tubuh cenderung lebih sehat sehingga dapat menunaikan semua rukun dan sunnah haji dengan baik. Hal ini tidak hanya tentang ibadah fisik saja, tetapi juga pertumbuhan karakter dan kehidupan rohani," katanya.
Levina Istiazah merupakan bukti hidup bahwa panggilan mulia menuju Tanah Suci dapat terjadi pada siapa pun dan kapanpun, termasuk saat seseorang belum mencapai umur dua puluh tahun.
Social Plugin