Raffi Ahmad dan Keluarganya dalam Duka Mendalam, Ungkapkan LewatFoto yang Mengharukan "Innalillahi wa innailaihiraji'un"

Innalillahi wa innailaihi rojiun, Raffi Ahmad sekeluarga sedang berduka mendalam, Amy Qanita unggah foto menyayat hati ditinggal pergi sosok tercinta untuk selamanya. Siapakah sosok tercinta yang wafat tersebut?

- Awan duka menyelimuti keluarga besar Raffi Ahmad. Sang ibunda, Amy Qanita — atau yang akrab disapa Mama Amy — tengah dirundung kesedihan mendalam atas kepergian sosok yang begitu dicintainya.

Lewat unggahan terbarunya di Instagram, Mama Amy menyampaikan kabar duka: kakak tercinta, Dien Nurdianti, telah berpulang ke pangkuan Ilahi.

“Innalillahi wa innailaihi rojiun,” tulis Mama Amy penuh haru pada Sabtu (10/5/2025), melalui akun Instagram @amy_r_qanita.

“Turut berduka cita yang sedalam-dalamnya atas berpulangnya Kakakku tercinta, terkasih, DIEN NURDIANTI binti Ahmad Suryahaminata,” lanjutnya.

Unggahan itu disertai foto menyayat hati: Mama Amy duduk di samping sang kakak yang terbaring lemah di rumah sakit.

Ia mengenakan pakaian abu-abu dan masker, menyiratkan keprihatinan dan kesedihan yang mendalam.

Sebagai bentuk kasih dan doa terakhir, Mama Amy pun melangitkan permohonan ampunan untuk almarhumah.

Allahumma ghofirlaha war Hammaha waa fihi wa fuanha wa akrim nazula ha.

InsyaAllah, semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala mencabut semua dosa dan kesalahan. Ampunilah beliau, rahmatnya berkenan atas diri beliau."

Peribahasa tersebut dengan cepat menyentuh perasaan para pengguna media sosial. ucapan belasungkawa serta doa pun membanjiri kotak komentar, membuktikan bahwa rasa sedih Mama Amy turut dialami oleh banyak peminatnya.

Banyak tokoh terkenal juga menyampaikan ucapan belasungkawa dan dukungan kepada ibu Raffi Ahmad.

"Semua kembali kepada Allah dan hanya kepada-Nya kami pulang.. mari kita ikuti duka cita Bi Amy serta keluarga besar," demikian tulisan @tarrabudiman.

"Semua kembali kepada Allah dan hanya kepada-Nyalah kita kembali… Mohon doanya untuk Bi Amy... Semoga Almarhomah dimurahkan dosanya, seluruh ibadahnya diterima, dan keluarga mendapat keteguhan iman. Amin Ya Rabb!" tulis @gadiscsadiqah.

"Berpartisipasi dalam belasungkawa untuk Amy sayang... semoga Teh Dien rahmatnya Allah SWT dimuliakan dan diposisikan di tempat yang paling indah di sisi Allah Ta’ala... Amin," tulis @lenybas****.

"Amy turut duka cita," ujar @dew******.

Saat Berdoa untuk Seseorang yang Sudah Wafat

Bila terdapat keluarga, relasi, kawan, atau bahkan seseorang yang belum pernah dikenali sebelumnya wafat, sering kali para pemeluk Islam lainnya akan menyampaikan suatu doa.

Tetapi, pernahkah kamu berpikir, bisakah doa yang kau panjatkan itu didengar oleh orang yang sudah tiada?

Hal inilah yang menjadi sebuah pertanyaan oleh salah satu jamaah dilansir dari kanal YouTube Al-Bahjah TV yang diunggah pada Senin (13/06/2022) kemarin.

"Apakah arwah orang yang telah meninggal dapat mendengar doa yang diucapkan untuknya?" tanya jamaah tersebut.

"Dan apakah benar bahwa arwah orang meninggal masih ada di kediaman selama 40 hari setelah wafat?" sambung jamaah tersebut menambahkan.

Ternyata, makna 'mendengar' yang ditegaskan oleh Buya Yahya terhadap seseorang yang telah meninggal dunia memiliki makna yang berbeda dengan 'mendengarnya' orang yang masih hidup.

"Makna mendengar itu adalah manfaatnya doa," ujar Buya Yahya memulai.

"Maka kita perlu mengartikan bahwa mendengarkan memiliki keuntungan dari doa, sebab apa yang dirasakan oleh orang yang sudah tiada adalah faedah dari doa tersebut," terangnya.

Bukan hanya itu saja, Buya Yahya juga menyampaikan bahwa kita diperkenankan mengajukan doa bagi mereka yang sudah meninggalkan dunia ini.

Ini terjadi karena doa yang dipanjatkan bagi seseorang yang sudah wafat tetap dapat tersampaikan kepadanya.

"Bahkan doanya terkabul, kita diajar untuk berdoa," tegas Buya Yahya.

Oleh karena itu, orang yang sudah meninggal bisa mendengar doa yang dibacakan bagi mereka.

Namun, istilah 'mendengar' dalam konteks ini tidak dimaksudkan seperti halnya pendengaran bagi mereka yang masih hidup.

Namun merasakan keuntungan dari doa-doa yang diajukan itu.

"Mendengarkan berarti menerima baiknya apa yang dilakukan oleh orang-orang yang hidup dengan melalui pengorbanan, bertaubat, serta hal-hal semacam itu," terangkan Buya Yahya.

Menyimak dan menggunakan alat bantu pendengaran tidak sama dengan kami. Ada yang mengatakan bahwa jika seseorang ingin pergi, maka mereka akan mendengar langkah sepatu yang bergerak menjauh untuk pulang.

Apakah hanya rumusnya yang sama seperti di Indonesia menggunakan telinga dan lain-lain?

"Kita maknai bahwa dengan mendengarkan, doa-doanya akan terhubung hingga kepadanya yang sudah meninggalkan dunia," ungkap Buya Yahya menjelaskan.

Untuk jangka waktu tujuh hari hingga 40 hari, Buya Yahya menyatakan bahwa ini berhubungan dengan keyakinan seseorang.

Meskipun begitu, dia tidak menyangkal semuanya; yang penting untuk dimengerti ialah orang yang sudah meninggalkan dunia ini akan berada di alam barzah.

"Kisah tujuh hari dan 40 hari ini berkaitan dengan aspek keimanan dan keyakinan," jelas Buya Yahya.

"Bila seseorang berbagi cerita, kita tak boleh menyangkal segalanya. Namun yang perlu kita percayai ialah bahwa jika seseorang meninggalkan dunia ini, mereka memiliki tugas untuk memasuki alam barzakh," lanjut Buya Yahya.

Meski demikian, dalam penjabarannya, Buya Yahya juga menyertakan dalil dari Hadits.

"Bukankah kisahnya dalam hadist, nyawa itu adalah ruh, lembut, ruh ahli beriman dibawa ke langit, kemudian diturunkan, dikembalikan, setelah itu adalah ditanyakan. Itu di alam barzah sudah," kata Buya Yahya.

"Jadi sudah di alam barzah, bukan keliling rumah kita," sambungnya lagi.

Buya Yahya menggarisbawahi bahwa keyakinan utama bagi umat Islam adalah kepercayaan terhadap eksistensi alam barzah.

Terdapat kebahagiaan untuk mereka yang beriman, demikian juga terdapat hukuman bagi mereka yang tidak beriman.

"Oleh karena itu, hal yang penting untuk dipercaya adalah keyakinan kita terhadap alam barzah. Di sana terdapat kebahagiaan serta pula hukuman, dan kita pasti akan mengalaminya. Hingga titik tersebutlah kita wajib yakin," jelas Buya Yahya.

(Tribun Newsmaker / Grid.id)