
PEKANBARU (.CO) - Pemimpin dari PT Sanel Mega Lestari, Santi, pada akhirnya angkat bicara mengenai kontroversi penahanan ijazah oleh 12 mantan pekerja yang menjadi perbincangan setelah Wagub Menaker Immanuel Ebenezer melakukan inspeksi mendadak di kantor Sanel Tour and Travel di Jl. Teuku Umar, Pekanbaru.
Santi menyebut bahwa dia tak sengaja melewatkan Wamenaker ketika inspeksi tiba-tiba dijalankan pada tanggal 23 April 2025. Dia menceritakan kalau dirinya cukup kaget dengan kedatangan spontan dari tim tersebut yang datang tanpa adanya pengumuman sebelumnya.
"Saya sangat terkejut. Mendadak banyak orang, tak tahu dari mana mereka muncul. Begitu mengetahui bahwa yang hadir adalah Deputi Menteri Tenaga Kerja, justru membuatku ragu. Bagaimana mungkin seseorang dengan posisi tinggi seperti dia mengunjungi perusahaan skala kecil semacam ini," katanya ketika berbincang dengan wartawan beberapa hari lalu.
Baru saja dia mendengar tentang keberadaan Kepala Disnaker Riau, Bobby Rahmat, sesudah rombongan meninggalkan tempat tersebut. Kemudian, Santi mengungkapkan kesanggupannya untuk bertemu dengan Bobby.
Surat Ijazah Ditetapkan Karena Persoalan Hutang
Mengenai dugaan penyitaan ijazah, Santi menyangkal kenal dengan seluruh pengadu tersebut. Sebagian orang yang melaporkannya diketahui telah bekerja sejak tahun 2013 dan dokumentasi mereka menjadi sulit untuk diikuti akibat keterbatasan catatan lama.
Namun, ia menyebut ada empat mantan karyawan yang ijazahnya tertahan sebab ada tanggungan yang belum terselesaikan, mencakup permasalahan piutang dan penggelapan Meskipun begitu, dokumen tersebut sudah diserahkan kembali saat pertemuan gabungan antara Komisi V DPRD Riau dan Disnaker Provinsi.
Baru-baru ini, usai dilakukan pemeriksaan tambahan, terdapat temuan tiga lagi ijazah milik seorang mantan pegawai, dan ketiga benda tersebut sudah dikembalikan. Sampai saat ini, jumlahnya adalah tujuh ijazah telah diserahkan kembali.
"Kita tidak bisa menampung dokumen penting tanpa adanya receipt. Apabila seseorang mengaku bahwa ijazah mereka disimpan, mari lihat buktinya," tandasnya.
Tanggapan atas Panggilan DPRD Kota Pekanbaru
Santi pun menjelaskan alasan kehadirannya dalam panggilan pertama di DPRD Kota Pekanbaru. Dia menyatakan bahwa dirinya tidak mendapatkan undangan awal tersebut tetapi mengakui telah ada undangan kedua dan dia meresponsnya melalui surat terkirim.
"Saya tidak bisa datang karena masalah tersebut telah diurus oleh Disnaker Riau dan kita baru-baru ini menghadiri rapat bersama Komisi V DPRD Riau. Karena jadwalnya hanya berjarak dua hari dari undangan DPRD kota, saya memerlukan waktu untuk menyiapkan diri," katanya.
Santi menebarkan kesediaannya untuk bekerja sama. Dia sudah datang sesuai dengan pemanggilan Disnaker tanggal 25 April dan juga ikut dalam pertemuan dengan DPRD Riau pada 7 Mei.
Kantor Ditutup Paksa saat Pejabat Menaker Mengunjungi untuk Kedua Kalinya
Ketika Wakil Menteri Tenaga Kerja berkunjung untuk kali kedua ke kantor Sanel kemarin siang, Santi mengatakan dirinya sedang berada di luar kota dan tidak bisa datang. Dia meratapi penutupan paksa kantor tersebut yang sudah ada sejak tahun 1993.
"Ijin bisnis kita sudah semua," katanya pendek.
Sebelumnya, Wakil Menteri Tenaga Kerja tiba lagi bersama dengan Gubernur Riau Abdul Wahid. Tetapi, sama seperti inspeksi mendadak sebelumnya, dia tidak berhasil bertemu dengan pemimpin perusahaan tersebut. Setelah menantikan kurang lebih satu jam, kantor Sanel dik Seal oleh petugas Satpol PP Kota Pekanbaru dan dipasangi papan peringatan.
Social Plugin