
Anthony Sinisuka Ginting, atlet tunggal putra Indonesia, kembali harus absen dari kompetisi karena cedera. Kali ini, dia tidak bisa tampil dalam Korea Masters 2025. Keputusan ini diambil setelah kondisi cedera yang dialaminya terus mengganggu performanya.
Pemegang tujuh gelar Superseries/World Tour ini memang menjadi tulang punggung tunggal putra Indonesia. Namun, absennya Ginting memberikan peluang bagi dua atlet muda, yaitu Moh Zaki Ubaidillah dan Yohanes Saut Marcellyno. Ubed akan bermain langsung di babak utama atau babak 32 besar Korea Masters 2025. Sementara itu, Saut harus melewati babak kualifikasi untuk bisa tampil di turnamen BWF World Tour Super 300 tersebut.
Harry Hartono, asisten pelatih tunggal putra utama, menjelaskan bahwa cedera yang dialami Ginting terjadi di bagian pinggang bawah. "Anthony Sinisuka Ginting tidak bisa bermain di Korea Masters karena ada kendala pada pinggang bagian bawah yang cukup mengganggu," ujarnya dalam rilis PBSI.
Menurut Harry, kondisi ini mulai terasa setelah pertandingan di French Open beberapa waktu lalu. Saat ini, Ginting sedang mendapatkan perawatan dari tim medis yang ada di Pelatnas PBSI. Ia juga diwajibkan untuk istirahat dalam beberapa pekan ke depan.
Ini bukan pertama kalinya Ginting harus menepi akibat cedera pinggang. Pada akhir tahun lalu, ia juga sempat mengalami hal serupa. Kini, karier atlet peraih medali perunggu Olimpiade Tokyo 2020 ini tengah diuji dengan cedera yang terus menghampiri.
Tahun ini, Ginting bahkan harus vakum selama enam bulan demi pemulihan. Dalam 10 pertandingan yang diikuti sejak Japan Open pada Juli hingga French Open bulan lalu, ia hanya berhasil memenangi dua pertandingan. Hal ini menunjukkan bahwa performanya masih belum stabil.
Selain Korea Masters 2025, Ginting juga memutuskan mundur dari dua turnamen World Tour lainnya. Dia akan melewatkan Kumamoto Masters 2025 dan Australian Open 2025 yang memiliki level yang sama, yaitu Super 500.
Di Kumamoto Masters 2025, selain Anthony Sinisuka Ginting, Jonatan Christie juga tidak bisa tampil. Sementara itu, di Australian Open 2025, PBSI membatalkan partisipasi dari Moh Zaki Ubaidillah alias Ubed.
Kehadiran Ginting yang terus-menerus terganggu oleh cedera membuat persaingan di tunggal putra Indonesia semakin ketat. Di sisi lain, ini juga menjadi kesempatan bagi atlet-atlet muda untuk menunjukkan kemampuan mereka di ajang internasional.
Beberapa atlet muda seperti Ubed dan Saut pun mulai diberi kesempatan untuk berlaga. Ini menjadi langkah strategis PBSI dalam mempersiapkan generasi penerus yang siap menggantikan posisi atlet senior.
Dengan penurunan performa Ginting, para atlet muda diharapkan bisa membawa harum nama Indonesia di berbagai turnamen. Meskipun begitu, keberhasilan mereka tetap bergantung pada seberapa baik mereka mampu menghadapi tekanan dan kompetisi yang semakin ketat.
Pengembangan atlet muda adalah langkah penting dalam membangun masa depan bulu tangkis Indonesia. Dengan dukungan pelatih dan tim medis yang baik, diharapkan para atlet muda ini bisa berkembang dan siap bersaing di tingkat dunia.
Social Plugin