4 Suplemen yang Tidak Dianjurkan untuk Penderita Diabetes, Apa Saja?

- Suplemen dapat menjadi pelengkap penting untuk memenuhi kebutuhan nutrisi yang tidak tercukupi dari makanan sehari-hari.

Banyak orang mengonsumsi suplemen dengan maksud untuk menjaga daya tahan tubuh, mendukung proses metabolisme, hingga mengurangi risiko penyakit tertentu.

Namun, bagi beberapa orang yang memiliki kondisi kesehatan tertentu, seperti diabetes, konsumsi suplemen harus dilakukan dengan sangat hati-hati.

Pasalnya, beberapa jenis suplemen bisa mengganggu efektivitas obat diabetes, menyebabkan fluktuasi kadar gula darah, atau bahkan menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan.

Dilansir dari Eating Well (25/4/2025), beberapa kandungan dalam suplemen dapat berinteraksi negatif dengan pengobatan diabetes atau memperburuk kondisi kesehatan jika dikonsumsi tanpa pengawasan medis.

Oleh karena itu, sebelum memutuskan untuk mengonsumsi suplemen tertentu, penting bagi penderita diabetes untuk memahami kandungannya dan mempertimbangkan potensi risikonya.

Lantas, suplemen apa saja yang sebaiknya dihindari oleh penderita diabetes?

Suplemen yang harus dihindari penderita diabetes

Meski sering dianggap sebagai produk aman, suplemen tetap dapat menimbulkan efek samping, terutama jika dikonsumsi bersamaan dengan obat-obatan tertentu.

Dikutip dari American Diabetes Association (ADA), beberapa kandungan dalam suplemen justru dapat meningkatkan efek obat diabetes, yang berisiko memicu hipoglikemia atau kadar gula darah yang terlalu rendah.

Sebaliknya, ada juga kandungan yang bisa menurunkan efektivitas obat, hingga menyebabkan hiperglikemia atau lonjakan gula darah.

Inilah sebabnya mengapa penderita diabetes harus sangat berhati-hati dalam memilih suplemen, dan tidak sembarangan mengonsumsinya tanpa pengawasan medis.

Sebelum menambahkan suplemen apa pun ke dalam rutinitas harian, konsultasi dengan dokter sangat dianjurkan untuk mencegah interaksi obat dan risiko kesehatan lainnya.

Berikut ini adalah beberapa suplemen yang sebaiknya tidak dikonsumsi oleh penderita diabetes, kecuali atas saran dokter:

1. Kromium

Kromium adalah mineral yang secara alami terdapat dalam daging, sayuran, biji-bijian, buah, dan kacang-kacangan.

Meski tergolong jarang terjadi, kekurangan kromium bisa memicu kadar gula darah tinggi.

Masalahnya, jika penderita diabetes sudah mengonsumsi insulin atau obat penurun gula darah, menambahkan suplemen kromium bisa meningkatkan risiko hipoglikemia (gula darah terlalu rendah).

Selain itu, penderita diabetes tipe 2 dengan komplikasi penyakit ginjal juga tidak dianjurkan mengonsumsi kromium, karena dapat memperburuk kondisi ginjal mereka.

2. Vitamin E

Vitamin E dikenal sebagai antioksidan kuat yang dapat membantu melawan stres oksidatif, faktor yang berkontribusi pada perkembangan diabetes tipe 2.

Meskipun asupan vitamin E dari makanan bisa bermanfaat, dosis tinggi dalam bentuk suplemen belum terbukti efektif dan justru berisiko.

Salah satu risikonya adalah interaksi dengan obat pengencer darah, yang bisa meningkatkan kemungkinan perdarahan karena mengganggu kerja vitamin K.

Karena itu, penderita diabetes yang menggunakan pengencer darah sebaiknya menghindari suplemen ini.

3. Niacin (vitamin B3)

Niacin banyak ditemukan dalam daging sapi dan ayam, serta tersedia dalam bentuk suplemen untuk membantu menurunkan kolesterol.

Namun, bagi penderita diabetes, niacin bisa berdampak buruk.

Beberapa studi menunjukkan bahwa dosis tinggi niacin (≥1.500 mg/hari) dapat meningkatkan kadar gula darah dan bahkan meningkatkan risiko diabetes.

Hal ini diyakini terjadi karena niacin dapat mengurangi sensitivitas tubuh terhadap insulin.

Jika mengalami gejala seperti haus berlebihan, sering buang air kecil, atau sakit kepala, segera konsultasikan ke dokter, karena itu bisa jadi tanda hiperglikemia.

4. Gingseng

Ginseng dikenal luas sebagai suplemen untuk meningkatkan energi dan daya tahan tubuh.

Namun, bagi penderita diabetes yang menggunakan insulin atau obat oral penurun gula darah, ginseng bisa menyebabkan kadar gula darah turun terlalu rendah, kondisi yang dikenal sebagai hipoglikemia.

Efek ini bisa berbahaya jika tidak terdeteksi, dan dapat memicu gejala seperti pusing, berkeringat, bahkan pingsan.

Siapa saja pada dasarnya penting untuk dapat berkomunikasi terlebih dahulu dengan dokter sebelum mengasup suplemen, terlebih para pengidap diabetes.

Setiap tubuh manusia bagaimanapun dapat merespons suplemen secara berbeda, apalagi jika seseorang sedang menjalani pengobatan tertentu. Jadi, sekali lagi, selalu konsultasikan dengan dokter sebelum mengonsumsi suplemen apa pun agar manfaat yang diperoleh tidak justru berubah menjadi risiko.