Inilah 8 Kebiasaan Ibu yang Uniknya Bikin Anak Hilang Rasa hormat

Hubungan antara anak dan ibu biasanya terbentuk sebagai tali yang amat erat dan istimewa dalam kehidupan individu tersebut. Relasi ini pada dasarnya harus memberikan energi positif, bantuan saling melengkapi, serta perasaan nyaman untuk keduanya di tengah segala kondisi hidup.

Akan tetapi, sesekali seiring perkembangan waktu, muncullah perubahan dinamis yang tak disadarinya dapat merenggangkan dasar rasa penghormatan anak kepada ibu. Kondisi tersebut umumnya tidak dipicu oleh suatu insiden dramatis besar, namun lebih karena siklus perilaku kecil yang selalu berlangsung tiap harinya.

Berdasarkan informasi dari Geediting.com pada hari Sabtu (17/05), berikut ini merupakan sejumlah perilaku halus yang umumnya menjadi penyebab primer hilangnya rasa penghormatan itu.

1. Kritikan dan Penilaian Berlebihan

Salah satu perilaku yang dapat mengganggu perkembangan anak adalah bila seorang ibu secara konstan menyampaikan kritik berlebihan atau penilaian tentang semua tindakan si anak. Hal ini membuat sang buah hati merasa tak akan pernah mencapai standar yang ditetapkan dan selalu melakukan kesalahan dalam aktivitas hariannya.

2. Tidak Menyadari Batas Privasi Orang Lain

Kehilangan rasa hormat dapat terjadi ketika seorang ibu dengan rutin melanggar batas-batas yang telah ditentukan anaknya. Hal ini bisa berupa membuka pesan rahasia, datang tiba-tiba tanpa diundang, atau menyelusup ke dalam hal-hal yang sifatnya sangat privat dan personal.

3. Menjalankan Peran sebagai Korban atau Memakai Rasa Bersalah

Terdapat seorang ibu yang biasanya menggunaka strategi menempatkan dirinya sebagai korban atau menerapkan sentimen berperilaku seperti orang yang selalu salah demi mencapai tujuannya. Anak tersebut merasakan pengaruh manipulatif secara emosi dan tertekan dengan beban menjaga kesejahteraan atau kesedihan sang ibu.

4. Mengadu Anak dengan Yang Lainnya

Membuat perbandingan antara anak dengan saudara kandung, teman sebaya, atau bahkan anak orang lain yang bersifat negatif dapat menimbulkan rasa sakit yang mendalam. Hal ini membuat anak merasa nilai dirinya tidak terakui dan sering kali diletakkan dalam posisi inferior dibandingkan dengan pihak lain di hadapan pandangan sang ibu.

5. Enggan Memperhatikan Atau Menjaga Perasaan Si Kecil

Saat buah hati ingin membahas persoalan atau ekspresikan perasaannya, sang bunda bisa tampak acuh tak acuh atau malahan membiarkan kata-kata tersebut hilang begitu saja. Hal ini membuat si kecil merasa bahwa pendapatnya tidak diperhitungkan serta emosinya dirasakan kurang bernilai oleh orang yang mestinya sangat menyayangi mereka.

6. Usaha yang Terlalu Memaksakan Kontrol atas Hidup Anak

Di tahap dewasa, sang anak terus ditangani seolah-olah masih kanak-kanak dengan semua aspek hidupnya diatur dan dikontrol sepenuhnya oleh ibu. Sang buah hati merasa bahwa kemandiriannya serta kapabilitas dalam membuat pilihan sendiri tak dipandang atau diakui oleh kedua orangtuanya sedikitpun.

7. Terlalu Sering Mengabaikan Komitmen Atau Kurang Dapat Dipercaya

Ketulusan penghargaan mulai pudar saat sang ibu kerap kali melanggar kesepakatan atau memperlihatkan sikap tak stabil serta sangat sukar ditebak. Hal ini membuat anak menjadi ragu-ragu dalam hal kepercayaannya terhadap ucapan maupun perbuatan si ibu di banyak kondisi yang mereka hadapi sehari-hari.

8. Selalu Mengalihkan Topik Kembali ke Diri Sendiri

Setiap kali anak berbagi cerita atau pengalaman, ibu memiliki kecenderungan untuk cepat mengalihkan fokus kembali ke diri sendiri dan kisahnya. Anak merasa bahwa setiap percakapan harus berpusat pada ibu dan pengalamannya, bukan pertukaran dua arah yang seimbang.

Mengenal perilaku-perilaku halus ini sangat diperlukan oleh ibu dan anak agar dapat merestorasi atau menjaga dasar-dasar dari sebuah relasi yang baik. Rasa menghormati merupakan unsur esensial yang harus senantiasa dikembangkan lewat dialog jujur, pemahaman, serta apresiasi atas batas-batas individunya.

(*)