Kisah Nur Rohim: Pemuda 21 Tahun Ciptakan Gelang Identitas untuk Jemaah Haji

BOYOLALI, Nur Rohim, seorang penduduk dari Jepara, Jawa Tengah, sudah bertugas selama belasan tahun memproduksi gelang pengenal untuk para jemaah haji yang akan berangkat melalui embarkasi Solo, Jawa Tengah.

Sejak tahun 2004, Nur sudah menghasilkan gelang pengenal untuk setiap musim haji, dan program ini telah berlangsung selama 21 tahun.

Laki-laki berumur 59 tahun itu memutuskan untuk mengunakan logam monel (baja putih) dalam membuat gelang pengenal tersebut, dikarenakan sifat tahan api dan anti karat dari material tersebut.

Monel merupakan campuran logam yang terdiri dari nikel dan tembaga.

"Item tersebut (kalung identitas) dibuat menggunakan bahan monel. Tahap produksinya dimulai sejak dua bulan yang lalu. Sekarang hanya perlu menambahkan nama, nomor passport, serta nomor kelompok. Bahan monel itu tahan api dan juga tahan karat. Meskipun dipakai bertahun-tahun pun kondisinya takakan berubah," jelas Nur saat ditemui di Embarkasi Solo, Jawa Tengah pada hari Rabu tanggal 7 Mei 2025.

Nur hanya menyebutkan bahwa material monel pada gelang identitas itu diimpor dari luar negeri.

Proses pembuatan kalung pengenal bagi para jamaah haji

Meskipun demikian, dia mengakui bahwa konflik perdagangan antara AS dan Tiongkok hanya memiliki dampak yang minimal pada pasokan bahan-bahan itu.

"Memang ada pengaruh. Terjadi peningkatan harga yang lumayan," katanya.

Pembuatan gelang identitas dijalankan setiap hari mengikuti jumlah kelompok calon jamaah haji yang tiba di Embarkasi Solo, dengan estimasi sekitar empat grup per hari.

Nur tidak bekerja seorang diri, dia didukung oleh lima staf lainnya dalam tahap produksi gelang pengenal tersebut.

"Membuat rata-rata kalung ID untuk tiap kelompok membutuhkan waktu sekitar dua jam," jelasnya.

Proses produksi dimulai dengan menggunakan lembaran monel yang sudah diproses di Jepara.

Di Terminal Keberangkatan Solo, perekaman nama dilaksanakan sesuai dengan informasi nama para peserta jamaah haji yang bersiap.

Hanya untuk menyebutkan bahwa ide awal tentang gelang pengenal bagi para calon jamaah haji asal Indonesia muncul dari daerah Jepara. Ide ini timbul setelah terjadinya insiden di Mina pada tahun 1990, dimana kejadian tersebut mengakibatkan kematian ribuan jamaah haji.

"Awal mula ide gelang haji asli berasal dari Jepara. Saat kejadian di Mina, banyak orang yang hilang namun gelang mereka tetap ditemukan," katanya.

Setelah menyudahi masa haji, Nur melanjutkan rutinitasnya sehari-hari sebagai pembuat perhiasan di Jepara.

Biasanya di rumah membuat kerajinan perak. Menyusun cincin dan kalung. gitu ," kata Nur.