Sayuran Goreng: Nutrisi Terjaga atau Hilang? Ini Jawaban Ahli Gizi...

Pilihan sayuran yang digoreng, misalnya kol goreng, terong goreng, dan juga brokoli goreng, sering kali menjadi bagian dari hidangan saat ini, apakah itu di warung makan maupun restoran.

Sebenarnya, sayuran terkenal sebagai salah satu jenis makanan bernutrisi tinggi yang disarankan untuk dimasukkan dalam konsumsi harian.

Menurut saran dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, anak berusia balita sampai sekolah dianjurkan untuk memakan buah dan sayuran dalam jumlah antara 300-400 gram setiap harinya. Di sisi lain, remaja serta orang dewasa diharapkan dapat mengkonsumsi buah dan sayuran dengan porsi yang berkisar pada angka 400-600 gram tiap hari.

Akan tetapi, apa yang terjadi jika sayurnya digoreng? Bisakah nilai nutrisinya tetap dijaga? Ahli Nutrisi Olivia Gresya, S.Gz menyampaikan pendapatnya tentang hal ini.

Kandungan gizi sayur goreng

Olivia menyatakan bahwa menyiapkan sayuran melalui proses menggoreng dapat berpengaruh pada kandungan nutrisinya.

"Beberapa nutrisi dapat terdegradasi akibat suhu tinggi dalam wajan," jelas Olivia ketika ditemui untuk wawancara tersebut. pada Kamis (15/5/2025).

Dia menjelaskan bahwa penggorengan membuat kandungan air pada sayuran berkurang, namun di sisi lain, hal itu meningkatkan jumlah kalorinya.

"Sayuran adalah sumber pangan yang mengandung jumlah kalori yang rendah. Akan tetapi, ketika sayur dimasak dengan cara digoreng, lebih-lebih menggunakan teknik deep frying, tentu akan menambah kadar kalorinya, dikarenakan penyerapan minyak," jelasnya.

Olivia juga menjelaskan bahwa cara memasak dengan menggoreng dapat mengurangi kandungan beberapa vitamin esensial di dalam sayuran selain dari perubahan kalor.

"Beberapa vitamin dalam sayuran goreng dapat berkurang, termasuk vitamin A, vitamin C, serta vitamin B kompleks seperti B1, B2, B6, dan asam folat," katanya.

Dia juga menemukan bahwa proses penggorengan menyebabkan berkurangnya beberapa nutrisi dalam sayuran tersebut.

"Menaikkan suhu untuk memasak sayuran bisa berkurangnya nilai nutrisi, seperti dengan mengurangi atau malah menghapus vitamin dan mineralnya, selain itu juga akan bertambahnya kalori akibat lemak," terang Olivia.

Risiko mengonsumsi sayuran goreng

Selanjutnya, Olivia menyebutkan bahwa memakan sayuran yang digoreng dalam porsi besar atau dengan frekuensi tinggi dapat memiliki efek negatif pada kesehatan tubuh.

"Mengkonsumsi sayur goreng terutama jika dilakukan secara berlebihan atau dengan frekuensi tinggi pasti akan memberikan dampak negatif pada kesehatan," ujarnya.

Menurut dia, dampak buruk tersebut muncul lantaran kandungan kalori yang tinggi akibat serapannya minyak saat proses penggorengan.

"Konsumsi kalori berlebih dapat menaikkan risiko-risiko tertentu seperti peningkatan bobot tubuh yang mungkin mengarah ke kondisi overweight dan obesitas," terang Olivia.

Bukan hanya itu saja, penggunaan minyak goreng berulang kali hingga berubah warnanya juga dapat menambahkan risiko terhadap kesehatan.

"Minyak yang telah dipakai berulang kali hingga mengalami perubahan warna kehitaman bisa menambah kadar lemak jahat, yakni lemak jenuh dan trans. Tentunya ini akan meningkatkan risiko terkena beberapa gangguan kesehatan seperti kolesterol tinggi serta masalah pada jantung," tambahnya.