
Hati Bukan Pasar, Melainkan Rumah Tuhan
Dalam perayaan Minggu Biasa XXXII yang jatuh pada Pesta Pemberkatan Gereja Basilik Lateran, kita diajak untuk merenungkan pesan penting dari Injil Yohanes 2:13-22. Yesus mengunjungi Bait Suci di Yerusalem dan menemukan para pedagang serta penukar uang sedang menjual hewan korban di dalamnya. Tindakan Yesus sangat tegas; Ia membuat cambuk dari tali dan mengusir mereka semua keluar dari Bait Allah, sambil menghamburkan uang para penukar dan menjungkirbalikkan meja-meja mereka.
Tindakan Yesus untuk Menyucikan Bait Allah
Yesus tidak hanya mengusir orang-orang tersebut, tetapi juga melakukan hal ini karena Bait Allah seharusnya menjadi tempat berdoa dan beribadah, bukan tempat transaksi duniawi. Para pedagang dan penukar uang telah memperdagangkan kepercayaan dan kekudusan Bait Allah dengan praktek-praktek yang penuh manipulasi dan keuntungan ekonomis semata. Mereka melupakan tujuan utama Bait Allah, yaitu sebagai rumah Tuhan yang kudus.
Tindakan Yesus adalah bentuk pengingat bahwa Bait Allah harus bersih dari segala bentuk penyalahgunaan dan kejahatan. Dengan tindakannya, Yesus ingin membersihkan hati manusia dari kecenderungan materialistik dan mengembalikan fokus kepada hal-hal spiritual.
Bait Allah yang Sebenarnya
Pada saat itu, Yesus ditanya oleh orang-orang tentang otoritas-Nya. Jawaban Yesus pun sangat tegas, "Rombaklah Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali." (Yoh 2:19). Ini menunjukkan bahwa Bait Allah sesungguhnya adalah diri Yesus sendiri. Bait Allah bukan hanya tempat fisik, tetapi juga simbol dari kehadiran Tuhan dalam diri manusia.
Santo Paulus dalam suratnya kepada jemaat Korintus menyatakan bahwa tubuh kita adalah tempat Allah berdiam. "Kamu adalah ladang Allah dan bangunan-Nya. Jika ada orang yang membinasakan Bait Allah, maka Allah akan membinasakan dia. Sebab Bait Allah adalah kudus dan Bait Allah itu adalah kamu." (1Kor 3:9b.17).
Rahmat Allah Seperti Air yang Mengalir
Dalam kitab Yehezkiel, kita melihat bagaimana air mengalir dari Bait Suci dan membawa kehidupan bagi semua yang ada di sekitarnya. "Ke mana saja air itu mengalir, semua yang ada di sana hidup. Pada tepi sungai tumbuh beraneka ragam pohon buah-buahan, yang daunnya tidak pernah layu dan buahnya tidak habis-habis." (Yeh 47:9.12).
Rahmat Allah seperti air, selalu mengalir ke mana pun ia turun. Ia memberikan sukacita, kegembiraan, dan kehidupan dalam setiap situasi. Dengan iman yang kuat, Pemazmur berkata, "Allah itu bagi kita tempat perlindungan dan kekuatan, sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti. Sebab itu kita tidak takut, sekali pun bumi berubah, sekali pun gunung-gunung goncang di dalam laut." (Mzm 46:1-3).
Kita Adalah Bait Allah yang Hidup
Sebagai pengikut Tuhan, kita dipanggil untuk menjadi bait Allah yang hidup. Kita diminta untuk saling berbagi rahmat kasih dan membangun kehidupan yang penuh sukacita dan kegembiraan. Kita harus menjauhi hati yang hanya sibuk dengan bisnis dan urusan duniawi.
Hari Minggu sering kali menjadi waktu bagi umat untuk pergi ke pasar dan lupa bahkan lupa ke gereja. Hal ini menunjukkan bahwa hati mereka sudah menjadi pasar, bukan rumah Tuhan. Yesus ingin memurnikan hati dan akal kita, sehingga kita bisa menjadi rumah doa dan rumah kasih bagi semua orang yang berkehendak baik.
Mari Bersatu dalam Bait Allah
Setiap hari Minggu, kita diundang untuk datang ke gereja dan membawa bait Allah diri kita masing-masing untuk bersekutu dengan Bait Allah besar Yesus Kristus sebagai kepala Gereja. Tuhan ingin membangun kembali diri kita yang rapuh dalam dosa. Ia ingin membersihkan kita dari noda dosa dan mengembalikan fokus kita pada hal-hal rohani.
Mari kita menjawab kerinduan Tuhan yang oleh bara kasih-Nya mau membersihkan dan membangun kembali bait hidup kita yang rapuh dan tercemar. Selamat Hari Minggu. Tuhan berkatimu semua.
Social Plugin